শুক্রবার, ২০ আগস্ট, ২০১০

Berlibur Bersama Umat Di Lamahora (12-18 April 2010)


Mimpi untuk pergi ke Lembata mulai muncul saat membaca Novel berjudul “Lembata” karya F. Rahardi. Dalam kesempatan liburan kali ini, saya akhirnya bisa menginjakkan juga kakiku di bumi Lembata. Hari senin ini kami menunggu teman-teman tingkat III lainnya di pelabuhan Waiwerang. Di sana kami bertujuh: Charles, Aim, Atel, Ka Nova, Amal, Putri dan puput, dan saya sendiri. Cukup lama memang menunggu. Kira-kira jam setengah dua belas KM Arkona muncul juga. Bersama teman-teman seangkatan, kami berlayar ke pulau lembata. Perjalanan memakan waktu kira-kira dua jam. Di sana kami telah ditunggu Pastor paroki Lamahora bersama anggota dewan lainnya. Ada lima pick up yang telah menunggu berjejer untuk menjemput kami menuju Lamahora.
Di paroki kami disambut dengan sepata kata penerimaan dari pastor paroki. Kami semua disuguhkan minuman. Ternyata cuaca di sini sangat panas. Tidak jauh berbeda dengan Maumere. Dari Paroki, kami kemudian dibagi ke lingkungan-lingkungan. Lingkungan tempat saya tinggal bernama Lingkungan St. Yohakim. Nama ini diabadikan kepada Almarhum Yohakim Longodae yang meninggal dibunuh oleh saudaranya sendiri. Beliau adalah orang pertama yang menggagas dan memulai pembentukan lingkungan ini.
Di rumah bapak ketua lingkungan kami dibagi lagi ke kelompk basis. Saya diantar ke rumah Bapa Son Oleona. Keluarga Bapa Son adalah keluarga wiraswata. Dia membuka tokoh persis di depan rumahnya, dan sebuah bengkel di sampingnya. Mama di rumah adalah seorang keturunan dayak. Ia sangat ramah dan penuh perhatian. Rumah ini punya nuansa yang sangat berbeda. Saya merasa seperti tinggal di komunitas-komunitas karya. Tidak ada jam makan yang pasti. Yang lapar silakan makan sendiri. Semua makan telah tersedia di meja makan. Selama di sini saya selalu bekerja membantu melayani para pembeli. Pukul 11.00, saya pergi menjemput Icca dan Rendy di sekolah. Pada sore harinya bersama kelima sahabat kecilku: Icca, Rendy, Okta, Putri, dan Angelo, kami bersepeda di pantai. Inilah saat-saat paling menyenangkan ketika bermain bersama anak-anak.
Pada hari selalsa malam bersama teman Aim, kami mengadakan katekese bersama, cukup banyak orang yang hadir, termasuk teman-teman kos-an yang ada di sekitarnya. Katakese diakhirir dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan dari umat, dan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Hari setelahnya selalu ada kegiatan di paroki, antara lain: pertemuan bersama Mudiak dan anak-anak sekami, mama-mama St. Ana, dan juga persiapan untuk pementasan acara serta pemantapan latihan nyanyi.
Saya sangat bersyukur ketika pada suatu senja diajak oleh Mas budi untuk pergi melaut. Dengan menggunakan perahu kami mencari kepiting dan memanah ikan. Hasilnya lumayan untuk bakar-bakar pada malam harinya. Di sini, saya pertama kali makan kepting laut. Ukuran kepiting pun besar-besar bahkan ada yang seukuran piring.
Hari sabtu ada pertandingan sepak bola melawan tim seleksi dari Lamahora. Kami berhasil memenangkan pertandingan, dan saya sendiri mencetak 1 gol. Pertandingan berlangsung sangat seru. Banyak penonton yang datang menyaksikan pertandingan. Setelah pertandingan kami diminta untuk mencicipi minuman yang telah disediakan oleh mama-mama di paroki. Malam harinya bersama teman-teman di sekitarnya kami mulai nongkrong di depan rumah bersama anak muda. Ada arak dan juga jagung titi. Ada gitar lagi di situ. Saking ramainya, bahkan ada yang mau berkelahi lagi. Kira-kira jam satu saya pamitan untuk istirahat karena besoknya kami harus menanggung kor.
Hari ini kami menanggung Liturgi di Paroki. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Pater Paskalis Lina, SVD, didamping oleh kedua pastor paroki. Penampilan kami sangat memukau dengan lagu-lagu yang membuat umat merasa begitu terkesima, bahkan kami diminta untuk menyanyikan ulang lagu post komuni. Setelahnya ada acara perkenalan dan penyerahan hadiah. Setelah perayaan ekaristi kami semua diundang untuk santap bersama di paroki bersama bapak dewan paroki dan pengurus lainnya. Pulang ke rumah saya langsung tetidur karena capak mete malam tadinya. Banyak teman-teman yang ajak pergi rekreasi bersama tetapi saya menolak. Lebih baik istirahat, persiapan malam ada acara perpisahan di lingkungan.
Acara perpisahan dimulai pukul 07.00, diawali dengan kata-kata sapaan oleh bapak ketua lingkungan. Kemudian masing-masing kami diminta untuk memberikan pesan-kesan selama liburan dan setelahnya langsung makan bersama. Acara terakhir adalah acara bebas, kira-kira sampai jam dua dini hari. Tidak bisa sampai siang karena esok kami harus bergegas pulang dan kebanyakan dari orang tua yang harus masuk kantor.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন