বুধবার, ১৭ মার্চ, ২০১০

Dua Kesalahan Teknis (25-31)

Hari-hari belakangan ini seolah-olah menjadi hari paling penting dalam hidupku. Tentu saja aku tidak ingin gagal untuk sebuah usahaku, apalagi usaha yang telah aku lakukan selama satu semester lamanya. Siang dan malam sama-sama padatnya. Setiap hari setelah mengikuti ujian, langsung mulai dengan belajar mempersiapkan diri untuk ujian esok harinya. Kadang siang tidak lagi istirahat, diisi dengan membolak-balikan soal-soal dari tahun-tahun sebelumnya. Sore harinya bangun belajar lagi.sampai dengan pukul 06:45, setelahnya langsung mandi dan bergegas ke kapela untuk mengikuti ibadat sore. Malam hari setelah makan, lanjut diskusi dengan teman-teman, dan di tutup dengan belajar pribadi samapi larut malam. Kadang samapi jam satu malam, kadang juga bisa lebih dari jam satu malam. Esok pagi baru bangun ketika lonceng misa berbunyi.
Tetapi dalam minggu ada dua kesalahan yang saya buat mengenai berkaitan dengan ujian, yakni ujian mata kuliah Kristologi dan mata kuliah pilihan Ethos Global. Persoalan yang terjadi pada mata kuliah Kristologi adalah slah mengerjakan soal. Kami diberi soal tiga bagian, yakni bagian A, B, dan C. nah, suruhannya adalah pilihlah salah satu satu dari masing-masing soal di bawah ini. Dari awalnya saja saya hanya membaca sola sepintas, dan mengerti bahwa yang harus kami kerjakan adalah pilih salah satu bagian, A, B, atau C. tetapi yang dimaksudkan dosen adalah pilih salah satu nomor dari masing-masing bagian. Celakanya, saya pilih bagian B, yang hanya terdiri dari dua soal karena seharusnya yang kami kerjakan mesti tiga soal seluruhnya. Karena hanya dua soal, saya kerjakan itu dalam waktu tidak sampai satu jam, tetapi semua lembaran jawaban diisi penuh.
Ketika selesai ujian, saya baru mendengar informasi dar teman-teman bahwa kami harus mengerjakan soal tiga nomor, pilih satu dari masing-masing bagian. Seketiak itu juga saya segera mencari dosen untuk menanyakan perihal tersebut. Dosen Kristologi, P. Yanus Lobo, SVD, waktu itu sedang ada di kamarnya ketika saya ketuk. Dari dalam kamarnya ia menjawab; “Ia silakan masuk”. Saya pun mengutarakan maksud kedatangan saya. Reaksi Pater biasa saja, seperti biasa tetap JAIM (jaga imej). Dia toh tetap konsisten dengan suruhan soalnya. Dan tentang ini nanti waktu periksa tetap dibagi dengan tiga. Saya makin cemas, kalau lulus poinnya harus mencapai 17 sehingga jika dibagi tiga apatnya 5,6 (C). dan itu mengandaikan saya mendanpatkan poin masing-masing 8,5 untuk masing-masing nomor. Akhirnya, saya pasrah, tunggu saja nilai keluar nanti.
Sementara itu, yang menjaid persoalan pada mata kuliah Ethos Global adalah saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Mengapa demikian, bayangkan saja besoknya mau kumpul hari ni baru saya kerja Paper. Apa yang saya kerjakan itu, tentu tidak maksimal karena keterbatasan sumber dan terlalu buru-buru mengerjakannya. Bayangkan saja, Jam 10 pagi batas waktu pengumpulan, saya baru print out jam 9: 45. Tidak ada lagi koreksi akhir, yakin saja bahwa apa yang diketik sudah benar. Perjalanan ke kampus selama 10 menit, masih tunggu bemo lagi, dan baru masuk ke kelas persis pada waktu loneng dibunyikan. Sepintasa ada perasaan legah, karena pas waktunya. Tetapi rasa cemas tetap ada karena say sendiri tidak yakin akanmendapat nilai baik. Tunggu saja hailnya nanti.
Dua kesalahan teknis di atas, mestinya tidak saya lakukan dan memang tidak perlu saya lakukan. Ini pelajaran untuk tidak boleh menggap remeh terhadap segala sesuatu. Dari dua pengalamn ini lahir pula dua hal yang menjadi masukan berharga, yakni: pertama, selalu teliti membaca dan mengerjakan soal, dan kedua, tugas-tugas yang diberikan sebaiknya dikerjakan jauh-jauh hari sebelumnya, bukan esoknya mau kumpul baru dikerjakan malam ini. Perlu ada persiapan bahan dalam mengerjakan tugas-tugas sepsrti papar, opini, makalah, dll. Sebab jika tidak pengalamn seperti ini, tidak mustahil akan terulang lagi. Dan, bisa dipastikan nilainya pun tidak akan memuaskan karena dikerjakan tidak maksimal.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন