শুক্রবার, ২৫ সেপ্টেম্বর, ২০০৯

Eight Months With You (14-20 Sept)

”Hidup itu seperti novel, banyak lembaran yang dibaca, ada juga lembaran yang terlupakan, tetapi ada satu lembaran yang tak mungkin aku lupakan yaitu bagian dimana aku mengenal seseorang sepertimu”

Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Sekarang saja sudah sampai di pertengahan bulan September. Teringat kembali semua program, komitmen, niat baik yang saya jalani sampai dengan hari. Seandainya manusia bisa memperlambat lajunya waktu, saya pastinya orang pertama yang melakukan itu. Segala sesuatu lewat begitu saja. Tetapi siapa yang mesti dipersalahkan? Waktu tidak bisa dipersalahkan. Tanyakan kepada diri sendri bagaimana mengisi waktu-waktu kita seefektif dan semaksimal mungkin. Sementara kehilangan banyak waktu saya mulai jenuh, minngu ini kuliahnya cukup padat di tambah lagi dengan tugas-tugas yang belum aku selesaikan. Alhasilnya, masih di awal pekan saja sudah kelihatan jenuh. Sindrom lama bahwa hari senin menjadi hari paling membosankan mulai kambuh lagi.
Hari senin (14) semua dosen dari tiga mata kuliah masuk. Mestinya Pater Yanus, dosen Kristologi tidak masuk, tetapi Pater Nadus Bungaama datang dan mengisinya dengan kuliah Kataketik. Sementara itu sore harinya tidak turun les karena Pater Amatus Woi tidak datang, ada kesibukan di Ende. Hari yang paling membosankan adalah hari kamis. Pater Yanus Lobo masuk di tiga jam terakhir. Sudah ngantuk, lapar lagi. Jenuh juga duduk di kelas selama 150 menit atau dua setengah jam. Sementara kalau ditanya mata kuliah mana yang paling menarik bagi saya, tentu saya akan menjawab mata kuliah etika Individu dan etika Sosial yang diberikan oleh Pater Otto Gusti. Bukan hanya menarik dari segi materinya tapi cara penyajian bahan juga menarik. Menarik karena Pater Otto bisa merangsang kami untuk selalalu berpikir dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa kesempatan untuk bertanya dan menjawab Pertanyaan.
Hari Jumat Om tuan tidak masuk. Saya langsung ke perpustakan untuk membaca koran karena sudah beberapa hari ini saya belum ada kesempatan untuk baca Koran. Sementara itu Pater Simeon masuk di les ketiga dan keempat. Seperti biasa datang membawa teks-teks Bahasa Inggris dan mengajar dalam bahasa Inggris lalu pergi dengan meninggalkan tugas yang menumpuk. Kami mesti menyalin ulang materi eksegese Yohanes dalam bahasa Inggris yang ditulis dengan menggunakan kertas karbon dalam kertas yang sudah kotor (aneh-aneh memang dosen yang satu ini). Duh Tuan…kalau tiap hari begini terus..capai juga nanti!!!
Hari sabtu menjadi hari yang sangat berarti bagiku. Putaran kelender menunjukkan tanggal 19 September 2009. Delapan bulan yang lalu saya pernah berkenalan dengan seseorang. Mungkin lebay, kalau saya katakan bahwa dia sangat berarti untuk saya, tetapi setidaknya begitulah yang saya rasakan sampai saat ini. Saya belum bisa melupakan sosok yang satu ini. Tetapi hubungan kami kian renggang dan yang masih kami lakukan sekarang adalah saling menyakiti. Lebih sadis pada hari kemarin, ketika diminta apa bisa besok (hari sabtu maksudnya) telponan. Yang saya dapatkan satu pertanyaan balik dan satu pernyataan yang menyakitkan. Pertanyaannya, kenapa mesti telpon tanggal 19? Saya jawab saja bahwa hari ini delapan bulan kita kenalan. “Maaf yah, esok ada ketemuan,lain kali saja e”. Begitulah jawabnya. Kawan, ini sungguh menyakitkan. Saya lalu mengunci kamar dan tidur sepanjang hari. Ketika bangun malamnya, saya mengambil sepotong kertas dan menulis sebuah surat lepas. Surat itu kemudian saya letakan dalam sebuah botol plastik yang tertutup rapat dan dilemparkan ke luar jendela dan persis jatuh di sebuah selokan air. Saya yakin air akan membawanya ke kali di belakang rumah kami, dan kemudiaan dari kali akan dibawa ke laut laut lepas. Bagi siapa saja yang membaca dan menemukannya sampaikanlah kepada pujaan hatiku bahwa aku selalu merindukannya.

Dear hqzvzsx,

Pernah kukenal seorang gadis
Dia agak kekanak-kanankan
Dia berpura-pura menjadi oran ggila
Menyamar jadi oran gbodoh
Dia membuat aku gusar, juga membuat aku jatuh cinta
Dia sering berubah, isi hatinya sulit ditebak
Dia meciptakan dua kehidupan yang berbeda
Emapt bulan pertama diisi dengan hari-hari penuh ceriah
Empat bulan berikutnya hanya saling menyakiti
Tetapi aku sungguh menikmati semuanya itu
Aku suka ulahmu
Aku suka kelemahan dan kelebihanmu
Aku suka semua yang ada padamu.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন