বুধবার, ২ সেপ্টেম্বর, ২০০৯

AGUSTUS DALAM KENANGAN

Tragedi Kompiang (24-30 Agust)

Saat bertemu tanpa sengaja di malam berkabut itu
Kau pernah mendengar bualanku
Namun kini kau pergi tanpa pesan
Hanya meninggalkan kenangan untukku
Aku yakin aku tidak bersedih
Karena aku begitu sibuk;
Setiap hari mengumpulkan kenangan itu,
Dan menjalinnya menjadi kalimat dalam puisiku
Entah kapan kudeklamasikan untukmu?
Untuk bersama-sama menciptakan kenangan baru.


Sebuah kisah menggelikan kini datang lagi dalam hidupku. Aku harus kembali menjadi seorang anak kecil yang merengek-rengek di hadapan ibunya ketika menemui ibunya tidak membawa kue atau snack kesukaannya sepulang dari pasar. Untuk siapa saja yang membaca kisah ini dan untuk dia yang kisah ini aku abadikan (I-Hdt), sebenarnya aku tidak tahu berada di posisi mana, seorang yang infantil atau dewasa prematur. Ceritakanlah kepadaku ketika kita sudah di usia senja. Meskipun terkesan konyol saya tak ingin lewat kisah ini begitu saja. Bnar kawan di umurku yang ke-23 aku mesti mengemis kompiang dan merengek marah ketika tidak dibeliin. Tapi benarkah aku seorang infantil, atau sebaliknya.
Kompiang adalah sejenis roti dengan bentuk bulat penuh berukuran segenggam tangan. Tetapi roti jenis ini sangat unik karena hanya berada di Manggarai. Rasanya juga sangat lain dari roti biasa dan dibuat sedikit lebih kering (keras). Di manggarai pun tidak dijual di semua tempat dan tidak semua orang yang bisa membuat kompiang. Ini hanya ada di Ruteng dan diolah oleh satu keluarga Cina. Bahkan resepnya tidak diketahui oleh banyak orang. Mungkin hanya orang-orang tertentu saja. Karena itu hanya satu took kue yang menjual kompiang ini. Saya bersyukur meskipun telah meninggalkan Manggarai tetapi saya selalu mendapat kiriman kompiang. Kompiang menjadi kue favoritku, dan mungkin juga bagi banyak orang pasti suka makan kompiang. Kiriman rutin biasanya saya dapatkan setiap tahun pada bulan Agustus dari kakak saya yang tinggal di Nekang-Ruteng.
Nah, ceritanya berawal dari perkenanaln saya dengan seorang gadis cantik asal manggarai yang kini sedang melanjutkan kuliahnya di salah satu kota di pulau Jawa. Sebut saja namanya Jeamy (bukan nama sebenarnya, nama ini diambil dari nama salah sat tokoh dalam film A walk to remember yang diperankan Mandy Moore). Perkenalan kami awalnya mulai dari sebuah situs jejaringan sosial di internet yang kini mungkin telah berurat akar di berbagai belahan dunia. Dari sana mulai bertukaran nomor handphone dan sering kontak entah lewat SMS ataupun telponan. Dan bahkan hampir setiap hari malah. Mungkin karena sering kontak, hubungan kami terasa begitu dekat. Mungkin juga terlalu lebay untuk mengatkan bahwa kami saling jatuh cinta karena sampai dengan saat ini belum ada kesepakatan atau keterbukaan dari kami berdua bahwa kami saling suka. Kalau pun ada itu hanya sepihak dari saya,hehehe. Tiga bulan terakhir ini hubungan menjadi kian renggang. Tidak tahu apa alasannya, mungkin saja karena saya lancang (lepas) dalam berkata-kata, mungkin juga karena saya terlalu lebay (narsis), atau mungkin juga karena saya suka mengganggu kesibukannya.
Awal agustus 2009, Jeamy akan berlibur di kampung halamannya. Kepingin sekali untuk bertemunya. Awalnya saya menduga bahwa dia akan pulang pada akhir bulan juli yang lalu, tetapi ternyata ditunda sampai dengan awal agustus. Padahal akhir juli saya sudah berada di ruteng, selain dengan tujuan ini ada maksud lain yakni cari kompiang sebanyak-banyaknya,hehehe. Tapi sayangnya sampai dengan tanggal 31 saya tidak lagi mendengar kabar darinya bahwa dia akan pulang. Saya putuskan untuk kembali ke Ende karena besoknya saya mesti kembali ke Maumere. Tapi sudahlah saya hanya bisa menghibur hati saya dengan keyakinan bahwa suatu saat kami akan bertemu.
Mulai saat ini aku makin kesal. Banyak sms yang tidak terbalas dan juga telpon yang sering tidak diangkat. Kali ini saya hanya bisa menghibur hati bahwa dia tentunya lagi sibuk. Dan suatu ketika yang saya tidak ingat lagi kapan persisnya, lewat telpon dan sms. Masih terlintas dalam benak saya bahwa dia berjanji jika sampai di Flores nanti akan mengirim kompiang untuk saya. Bukan hanya itu ada satu keterangan tambahan lagi “banyak-banyak”. Saya yang aslinya muka kaya kopiang dan suka pula makan kompiang tentu tidak pernah menolak rejeki ini. Dan saya tentunya berharap banyak darinya bahwa itu akan terwujd. Ketika masih dalam perjalanannya ke Folres, kontak dengannya belum hilang. Ketika dia sudah berada di Labuan Bajo, saya mulai kehilangan kontak.
Seoran g teman kelas saya bernama Fabio kebetulan berlibur di manggarai sampai dengan akhir Agustus ini. Sebelumnya kepada gadis manis ini saya telah menitipkan pesan bahwa teman saya akan berlibur di Manggarai persis di kampungnya. Kami pun sepakat bahwa kompiangnya akan dititip sekalian sama temanku itu. Tetapi sampai pertengahan bulan saya belum mendapat kepastian. Ternyata temanku menunda keberangkatannya tetapi mereka tetap pulang ke Ruteng untuk pendampingan adik-adik calon yang baru masuk. Kepada teman saya inilah Jeamy berjanji akan mengantar sehari sebelum temanku pulang ke Maumere asalkan diberitahu kapan mereka akan kembali.
Hari selasa dalam pekan ini ada acara di unit, kepada teman-teman saya menjanjikan kompiang sebagai makanan tambahan untuk minuman. Semua teman tentunya senang apalagi banyak yang doyang makan kompiang. Karena itu kami tidak lagi memikirkan kue cadangan apalagi dalam kelompok kecil. Beberapa hari kemudian Fabio menghubungi saya bahwa Ia telah menghubungi Jeamy bahwa ia akan segera pulang ke Maumere. Bahkan itu tiga hari sebelum ia pulang. Setelah dengan amat susah menghubungi gadis itu, akhirnya saya pun mengetahui bahwa sekarang dia berada di Labua Bajo. Itu pu dari adik sepupunya yang mengaku bernama Catrin. Entah benar atau tidak tidak bisa dipastikan. Setiap kali saya menghubinganya selalu saja orang lain yang angkat. Dari adik sepupunya itulah saya mendapat informasi bahwa mereka akan ke Ruteng. Saya pun langsung membuat kesimpulan bahwa mereka pastinya akan mengantar barang titipan buat saya ke teman saya. Sekali lagi saya kehilangan kontak dengannya. Saya berusaha untuk berpikir positif bahwa ini mungkin kejutan untuk saya.
Di pihak lain, saya tidak ingin mengecewakan teman-teman saya, yang sudah saya janjikan kompiang. Karena itu saya menghubungi kakak saya yang ada di Nekang untuk membeli kompiang sekalian dengan beberapa buku yang dijual di Sentosa raya Ruteng. Tetapi yang buat saya kesal berita tentang pengiriman kompiang dari Jeamy diketahuan oleh banyak teman-teman dekat yang cerewet. Mungkin mereka dapat informasi dari Fabio atau siapalah saya tidak tahu lagi. Dan itulah resiko hidup bersama teman-teman. Ada bahan baru buat mereka untuk gangguin saya. Berita paling menyedihkan saya terima selasa pagi hari dari Fabio. Kepada saya diberitau bahwa Jeamy tidak mengantar titipannya ke biara. Saya memang cukup kesal dengan hal itu tetapi saya berusaha untuk tetap tegar. Lebih ronis lagi, kata-kata yang dilontarkan oleh teman saya itu, mungkin untuk becanda atau apalah tapi membuat saya sangat malu. “ruke,,,beritau adiknya ya…lain kali jangan suka janji orang, bilang mau antar ke tempat saya tapi tunggu-tunggu tidak datang”. Lalu saya hanya katakan, kawan jangan marah ini salah saya, mestinya saya tidak minta bantuan itu kali. Lebih sakit lagi kabar bahwa saya tidak dikirimin kompiang tersebar kepada teman-teman yang umumnya cerewet kayak perempuan. Hari-hari setelahnya saya tentunya menjadi orang berpenampilan ekstra, “man of the match”, itu istilah kami jika salah satu teman paling banyak diganggu oleh teman lain. Apalagi saya telah berjanjanji kepada teman-teman semua. Untunglah esok paginya saya menerima kiriman dari kakak saya di Ruteng berupa kompiang dan beberapa buah buku. Tetapi tentu tidak membuat teman-teman saya berhenti mengganggu saya.
Saya berusaha untuk menghubungi Jeamy tetapi selalu tidak bisa. Seperti biasa telpon tidak diangkat SMS tidak dibalas. Sampai pada suatu malam yang telah larut. Waktu itu jam dinding saya menunjukkan pukul 01.13 sebuah pesan singkat, minta maaf tadi saya sudah tidur dan hp mama yang pegang. Lalu saya pun membalas; Ok kira2 kpn saya bisa telpon?”. Ia pun membalas; “terserah kpn saja”. Setelahnya saya langsung menelponnya. Suaranya di seberang berbisik-bisik karena katanya ia takut membangunkan orang tuanya. Katanya pula ia tidur sekamar dengan orang tua, takut bapa atau mamanya tidak tahu. Saya ingat saya sempat melontarkan kata-kata dengan nada tinggi,,,”mestinya U tidak janji dengan saya pu teman, saya malu sekali dengan saya pu peman-teman sekarang”. Benar kawan, kalau U berada di pihakku pasti U akan merasakan sakit yang sama. Sakit karena dicuekin, sakit karena malu digangguin teman-teman, sakit karena tidak ditepati janji, dan juga rasa bersalah karena telah menyibukan orang lain. Saya akhirnya mematikan telpon. Dan bergantian dengan pesan singkat yang mengungkapkan kekesalan saya. Cukup kasar memang bahasa SMSnya. Dan sampai pagi datang saya tidak bisa tidur lagi, berkecamuk perasaan yang muncul dalam benakku. Tuhan, minta maaf saya memang pernah berjanji untuk tidak berbuat kasar terhadap perempuan. Tetapi kenapa saya Engkau ciptakan rapuh seperti ini. Saya mesti berbuat kesalahan yang sama berulang kali. Lebih sakit lagi ketika Fabio memberitahu bahwa bahwa gadis itu pernah berbicara dengannya bahwa ia hanya ingin buat saya jengkel. Benarkah ini satu cara darinya untuk menghindar dariku. “Dengarlah engkau wanita pujaanku, seandainya engkau mau menghindar dariku ini bukan cara yang tepat, bisa omong baik-baik kan? Jangan pernah merasa bersalah apa yang engkau buat, mungkin saya yang salah karena saya toh layak mendapatkan ini semua. Apa yang engkau buat ini belum sebanding dengan kesalahan yang saya buat kepadamu”. Dan mungkin benar ini caranya membalas semua kekesalannya karena sampai saat ini belum pernah ada kata maaf darinya. Sekali lagi saya mohon maaf jika engkau sempat membaca catatan ini. Ceritakan kepada saya jika kita sudah ada di usia senja. Ini pasti akan sangat lucu nantinya. Akhirnya, saya pernah berjanji sampai kapan pun untuk berteman dengamu meskipun itu secara sepihak saya lakukan. Untukmu wanita yang telah mencuri separuh hatiku, sukses selalu dimana pun engkau berada. I will miss u Always!!!!

Oh ya, ada tiga even menarik dalam minggu ini yang perlu dicatat. Hari Rabu sore kami sukses mengalahkan unit Fransiskus dengan Skor 3-1. Hari jumat malam ada acara unit. Pesta penerimaan teman-teman baru tingkat II, penerimaan Pater Paskalis Lina, dan syukuran kaul kekal untuk tiga saudara kami kae Ebit, Kae Rian, ddan Kae Gusti. Cukup sibuk memang apalagi saya sebagai seksi konsumsi harus urus makan-minum. Malamnya lagi menjadi MC di acara ini. Hari minggu (30) juga menjadi hari yang menyenangkan dimana tim kami berhasil mengalahkan unit Gabriel dengan Skor telak 6-0. Tapi sayang meskipun bermain penuh, saya hanya bisa menyumbang satu gol.

Unfathomable Poetry And Party Week (17-23 Agust)

“Penyair dari kehidupan sehari-hari/orang-orang yang bermula dari kata-kata/kata-kata yang bermula dari kehidupan, pikir dan rasa” (Puisi: Surat Cinta, WS Rendra).

Awal pekan yang bagus. Hari ini saya cukup bangga dengan Cichi (Riany) yang selalu suka memberikan kejutan tak terduga. Gadis manis tionghoa yang kini duduk di bangku kelas III SMP Frateran Maumere ternyata jago membuat puisi. Awalnya saya berpikir ia hanya bisa bermain game tapi dugaan saya tentunya agak meleset. Pagi hari kira-kira jam 10 pintu kamar saya diketuk, dan waktu itu saya masih tidur. Ketika buka pintu Cichi sudah berada di luar dan langsung bergegas masuk ke dalam. “Ka’ saya mau main game” begitu katanya. “Oh silakan” lanjutku sambil bergegas ke kamar mandi. Malam harinya saya baru diberitahu bahwa ada dua puisi yang ditinggalkan khusus buat saya. Untuk saya ini sangat menyenangkan apalagi yang tulis seorang adik kelas III SMP lagi. It’s very amazing. Ci’ saya salut banget sama u, kembangkan terus ya.

Kapan Semuanya Akan Berakhir?

Kulihatnya tersenyum
Membuat ku bertanya
Kulihatnya menangis
Apa gerangan
Sungguh
Tak bisa dipungkiri
Namun, apa yang harus kupikirkan?
Semuanya telah terjadi
Kini hampa seakan gelap
Mengharap yang tiada
Menanti yang hilang
Bagai seorang ditelan dunia

Kini,
Tak bisa kubayangkan
Jiwaku dilanda sepi
Hatiku menangis
Tetes air mata pun tenggelam
Kapan semua itu berakhir?
Tak ada yang tahu!
17-08-09 


Jatuh dan Mati

Bintang bertebaran
Indah melintas di atas sana
Mataku menatapnya
Bergelimang kasihnya

Namun,
Tak juga membawa ku kepadanya
Cucuran air mata pun berjatuhan
Hmmm,
Apa katanya
Sedikit pun tak diucapkannya

Tapi,
Tidak sampai di situ
Kisahnya pun masih berlanjut
Sampai akhirnya jatuh dan mati!
(17/8/09)

Saya hampir lupa bahwa hari ini tanggal 17 Agusutus. Seluruh warga Negara Indonesia mengenangkan hari kemerdekaan Indonesia. Saya baru sadar ketika menonton televisi sore harinya. Hampir semua chanel meliput berita seputar pengibaran bandera merah-putih. Dua hal yang menarik dari berita yang disajikan yakni; pertama, apel bandera di bawah laut yang melibatkan 2600-an penyelam. Ini sebuah rekor baru yang patuh dicatat. Kedua, pengibaran bandera merah putih di puncak tertinggi di Eropa oleh Kru TV One. Sangat menarik memang. Mudah-mudahan bangsa Indonesia, kini di tengah umurnya yang semakn menua tetap rukun dan sejaterah selalu. Amin.
Malam tadi ada pesta di unit Yosep. Meskipun tidak diundang ini sudah mnjadi kebisaan kami (arek-arek niceplace) untuk meriahramaikan pesta. Dua intensi ke tempat pesta adalah; jus sari buah dan menari sepuas-puasnya. Pulangnya sudah tentu larut malam. Selama beberapa malam ini ada latihan kor di Gereja Nita Kami beberapa orang diminta bantuan untuk memperkuat barisan tenor dan bas bersama mudika paroki Nita. Selasa malam (18) ada pesta lagi di unit Rafael, goyang lagi kawan, hehehe. Tampak pula adik-adik tingkat satu yang baru masuk juga turut ambil bagian, biasa awal-awal masih semangat jalan-jalan sekaligus pengenalan medan. JIka ada myangberkomentar bahwa menari adalah ekspresi seni yan g paling rendah, Pliszz don’t care abaut it…Happy kawan!
Jumat malam (21) ada pertemuan bersama antara tingkat III dan Tingkat VI dalam rangka pemilihan kepengerusan SEMA. Tetapi saya tidak sempat ikut karena masih ada pertemuan lain (tecnical meeting) dalam rangka turnamen pesta keluarga. Pulang tidak ada kendaraan, dan untunglah Bemo San Jaya yang menjemput Cichi,cs datang sehingga sekalian diminta untuk antar kami pulang. Ini malam ke tempat pesta lagi, ada pesta nikah di dekat lapangan Nita. Sebenarnya tidak jalan tapi kami diundang khusus karena telah menanggung kor waktu pemberkatan nikah tadi pagi di gereja.Hmmm.Enak si enak pesta terus, tapi kalau puylang larut malam terus darah bisa abiz n makin kerempeng terus!!!!
Sabtu sore tepat pukul tiga sore semua penghuni seminari tinggi Ledalero, berkumpul di lapangan sepak Bola seminari Tinggi ledalero. Semuanya berbaris dengan rapih di kempok masing-masing yang terdiri dari 8 kelompok menurut jumlah unit yang ada. Kae Roman menjadi pemimpin upacara dan yang bertindak sebgai inspektur upacara adalah pater rector sendiri,Pater Leo Kleden. Dalam satu-dua amanatnya, pater rector menghimabau untuk menjunjung tinggi nilai suportivitas dalam setiap pertandingan karena ini pertandingan pesta family jadi yang namapk mesatinyanilai persaudaraan bukan permusuhan. Prtandingan pembukaaan adalah unit kami dengan unit Rafael. Bola pertama ditendang oleh Pater Rektor sendiri. Pertandingan sore ini sangat seru. Mestinya kami menang tapi keberuntungan belum berpihak ke kami. Lewat dua gol hasil eksekusi bola mati unit Rafael akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Teman Bedy dan Atel yang mencetak gol dari kubu kami. Tenanglah masih ada pertandingan lain, tetap semangat jangan sampai putus asa. Bravo Arnoldus!!!!

Saatnya Untuk Bernazar (9-16 agust’ 09)
“Kami menyadari bahwa dengan kemampuan kami sendiri kami tidak bisa berbuat apa-apa tetapi kami tetap percaya kepada Tuhan. Tetapi jika akhirnya kami gagal maka kami mesti menepukkan dada dengan rendah hati sambil mengakui secara ikhlas bahwa sesungguhnya kami tidak layak menerima rahmat Tuhan (Arnold Yanssen pada pemberkatan rumah misi di steyl)”

Minggu ini menjadi minggu yang paling sibuk bagi penghuni komunitas seminari tinggi Santo Paulus Ledalero. Ada yang latihan Kor persiapan kaul kekal, ada yang mulai dekorasi untuk acara yang sama. Dan sebagaian lagi sedang siap-siap batin untuk pembaharuan kaul. Kae-kae tingkat VI masih berada di Hokeng, masih retret kaul kekal. Saya sendiri sebenarnya tidak sibuk-sibuk amat,hanya buat diri sibuk sa,hehehe. Karena itu hari Minggu ini saya ke Lekebai Ada satu keperluan sekaligus bawa oleh-oleh untuk Grace. Untunglah saya masih tinggalkan beberapa makanan ringan dari rumah sewaktu pulang liburan. Hmm, kalau tidak dia pasti nangis dan buat saya tamb ah sibuk lagi.
Hari-hari setelah berlalu seperti biasanya dengan rutinitas yang masih agak longgar. Dan saat itu pun datang. Setelah satu tahun yang lalu membaharui kaul-kaul kebiaraan, kali ini bersama ke-27 teman, saya diperkenankan kembali mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan untuk yang ketiga kalinya. Dengan lilin yang bernyala di tangan kami mengucapkan kaul-kaul di hadapan Pater Bernard Hayon sebagai wakil superior jenderal. Kembali teringat kata-kata keramat itu: “ Perhatikan bahwa Tuhan adalah Allah yang cemburu. Artinya kaul-kaul yang pernah dipersembahkan kepadaNya, harus dianggap suci dan harus ditepati. Jadi Tuhan akan murka, jika apa yang hari ini dipersembahkan kepadaNya, besok ditarik kembali.” Tuhan, jika benar Engkau Allah yang cemburu, tidak tahu sudah berapa kali saya telah menyakiti hatiMu. I’m so sorry for all.
Hari sesudahnya (15 Agustus) merupakan hari paling bersejarah, jika bukan untuk kami paling tidak untuk beberapa kae-kae tingkat VI. Hari ini dihadapan Provinsial mereka dengan gagah perkasa menyuarakan kata-kata penuh keyakinan untuk membaktikan diri sepenuhnya sebagai biarawan misionaris serikat sabda Allah. Kae Ebit Rando cs mengikrarkan kaul kekalnya dalam serikat sabda Allah. Acara kaul kekal sangat meriah. Yang menjadi selebran utama adalah Pater Kondrad Kebung sebagai wakil provinsial. Dihadiri oleh ratusan imam. Tidak tahu berapa undangan yang hadir. Di luar aula yang dibangun tenda saja penuh apalagi di dalamnya. Tampak wajah-wajah cerah para keluarga yubilaris. Mereka tentunya mendukung sepenuhnya perjalanan masing-masing anggota keluarga mereka yang hari ini mengikrarkan kaul kekalnya. Setelah perayaan ekaristi acara dilanjutkan dengan resepsi bersama. Dan untuk mengisi acara resepsi, seperti biasa tampilah kelompok musik akustik Ledalero, acara voluntir dari teman-teman, dan satu acara spesial persembahan dari para yubilaris. Pokoknya seru. Rangkaian acara baru kelar pada pukul 14.00. Untuk kae-kae kami yang cakep-cakep satu pesan dari kami adik-adikmu,”kekal abadilah seperti Melkisedek.”
Malamnya tentu tidak ada masak-masak di unit, gantung priuk kawan. Semua orang masuk keluar tenda untuk mengambil bagian dalam kebahagian kae-kae yubilaris. Memang dasar omong saja kalau kaki sudah gatal untuk dugem, hehehe. Bersama beberapa teman di unit saya menghadiri acara syukuran kaul kekal kae Ebit Rando. Ternyata di luar dugaan kami acaranya sangat besar. Dihadiri oleh bupati dan wakil bupati malah. Kae ganteng ingatlah ini kebahagiaan sekaligus salib. Kami baru mulai makan jam setengah sebelah malam setelah sebelumnya mengikuti ibadat syukuran kaul-kekal yang dipimpin kae Vinsen Bui dan kae Ebit sendiri. Jam dua dini hari baru pulang setelah keletihan goyang, hehehe. Kawan, sekarang kan belum mulai kuliah, so berekspresilah sepuas-puasnya biar tdk mati gaya tentunya!!!!

Sahabat Dan Come Back Home (1-8 Agust’ 09)

Aku bernyanyi untuk sahabat,
aku berbagi untuk sahabat,
kita bisa jika bersama (Untuk sahabat, Audy-Nindy)

Kawan, apakah anda tahu bagaimana rasanya bertemu dengan sahabat lama? Sungguh mengharukan, senang, dan pasti bahagia. Sebelum pulang ke maumere saya mampir dulu di roworeke, persis di depan pertamina baru (8 km dari kota Ende ke arah timur). Di sinilah saya bertemu dengan sahabat lama. Cesar Sarto namanya. Setelah lima tahun berpisah karena ia melanjutkan studinya ke Jakarta akhirnya kami bertemu juga. Tampak ada perubahan secara fisik, maklumlah tinggal di kota metropolis, tetapi gaya dan karakternya masih sama seperti yang dulu. Pria kriga(kriting gaul) ini ternyata masih suka bertanya banyak tentang masa lalu, beginilah kalau orang lagi nostalgia, tetapi yang buat saya heran, ia sempat bertanya kepada saya tentang seorang gadis pujaan hatinya waktu masih di SMA dulu, padahal saya mengharapkan ia mestinya bercerita tentang gadis-gadis metropolis. Kawan benarkah ini pertanda bahwa cinta pertama selalu abadi?
Masih terlintas dalam benak saya, gadis inilah yang membuat sahabatku berganti pola hidup, siang-siangnya menjadi malam dan malam-malamnya menjadi siang. Dan aku tentu selalu jadi korban curhatnya. Setelah mencari informasi dari seorang adik, ternyata apa yang terjadi, gadis itu telah bersuami. Sial,,sial,,sial, ini kata-kata yang terlontar dari bibirnya. Sabarlah kawan masih banyak orang lain di bawah kolong langit ini. Satu pesan dari saya, hilangi kebiasaan menatap nanar perempuan. Itu karya Tuhan bro, bukan objek fantasi, hehe. Tetap semangat, mudah-mudahan sukses sebagai mahasiswa pascasarjana (S2) dan jangan lupa bakar lilin di tubu mbusu (hehe). Dengarlah wahai sahabat, inilah saatnya, kepakkan sayap tinggi terbang ke angkasa, di sanalah mimpi dan cita-cita kita terukir!
This is time to come back. Perjalanan dari Ende ke Maumere meskipun kelihatan dekat tetapi sangat melelahkan. Syukurlah ada teman Kornel yang bisa diajak ngobrol. Sekitar pukul 19.00 kami tiba di unit. Kamar masih berantakan seperti yang saya tinggalkan. Ini pertanda bahwa tidak ada satupun yang masuk ke kamar selama liburan. Sisa waktu setelahnya saya habiskan hanya untuk istirahat, sempat telpon ke rumah untuk menyampaikan kabar bahwa saya telah tiba dengan selamat,hahaha. Biar keluarga tdk gelisah gitu. Besoknya baru bangun pukul 11:00, sampai lupa bahwa hari ini hari minggu. Alhasilnya tidak ke Gereja. Dear Lord, pliz forgive me…n’ jangan pernah bosan dengan saya yah. Setelah itu mandi dan kemudian siap makan siang, teman-teman lainnya ternyata sudah banyak yang datang duluan. Mereka kelihatan asyik bercerita seputar pengalaman liburan. Kawan, jadikan semuanya itu sebagai kenangan. And this time to come back,…of course, come back home. Di sini ada kebersamaan, persaudaraan, dan mimpi-mimpi yang bergantungan yang mesti harus kita raih.
Perjalanan yang paling melelahkan bukan mendaki tujuh gunung, bukan pula menurun tujuh lembah tetapi perjalanan ke kedalaman batin. Tangal 3 Agustus kami mulai dengan retret pembaharuan kaul. Pembimbing retret adalah Pater Frans Ndoy SVD, seorang pastor senior yang sekarang ini menjabat sebagai rektor biara St. Yosep Ende dan juga Pastor mahasiswa. Cara membawa retret sangat menarik, bahannya retret diambil dari bahan reteret yang pernah disusun dan dibawakan oleh Kardinal martini, semuanya diambil dari buku Jacob’s dreams. Pastor yang menyelesaikan studi komunikasinya di negeri Inggris ternyata mepunyai banyak cara agar retret tidak monoton dan membosankan. Saya sempat menyeringkan sebuah pengalaman impresif bagaimana rasanya memanggul salib menjadi pengikut Kristus. Retret berkahir hari minggu pagi. Ditutup dengan misa di unit. Setelahnya Pater harus kembali ke Ende. Makasih ya Pater, coz telah membawa kami semua ke alam permenungan untuk menyadari lebih serius siapa diri kami sebenarnya. Ada tiga hal yang menjadi komitmenku ke depan; lebih rendah hati, ramah dalam kata-kata dan tingkah laku, serta peduli terhadap sesama. Tuhan tolong lihatlah niat baikku ini.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন