বুধবার, ৫ মে, ২০১০

Terkenang Masa Kecilku (8-14 Maret’ 10)

“Teringat masa kecillku,
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung ,
Di sisimu teringiang
Hangat napas segar harum tubuhmu
Kau ucapkan segala
Mimpi-mimpi serta harapanku (ada Band)”

Ketika aku berumur tujuh tahun, aku pernah merasakan kegelisahan yang amat mendalam tetanga seseorang. Malam itu kira-kira pukul 07.00 malam. Sudah dua kali mama bertanya kepada saya, “di mana bapakmu?”. AKu jawab dengan polos, “oh yah tadi ada ke kebun, katanya mau pindahkan air ke sawah kita”. Tak lama kemudian mama datang dan bertanya, “kemana bapakmu pergi tadi sore?” Aku yang sedang asyik bermain lidi-lidi berhitung tidak menghiraukan kata-kata mamaku. Sampai suatu ketika aku merasa haus dan ingin minum air. Di cerek ada air minum, tidak terlalu panas, tetapi juga tidak terlalu dingin, suam-suam kuku. Aku mengambik sebuah gelas kaca, dan betapa kagetnya aku ketika menuangkan air dalam gelas itu, serentak gelas pun retak dan pecah seketika.
Ibuku menolek kaget ke arah ku dan bertanya,” de kenapa itu?” Aku tak bisa menjawab sementara ibu mulai mendekat ke arahku. Ia mencucuhkan jarinya ke dalam cerek air. Dan dengan muka sedikit pucat ia memerintah , “cepat cari bapakmu, ajak dengan paman, lihat di kebun belakang”. Tiga puluh menit kemudian Bapak moncul dari arah depan rumah. Semua kami kesal. Ramailah rumah kami karena omelan mama. Saya lihat bapak hanya bisa duduk diam, tanpa berkata satu kalimat pun.
Rumah kami akan sangat ramai kalau ada mama. Dia orangnya lepas dan banyak omong. Kalau ada dia di rumah pasti jadinya semacam acara talk show. Kami semua suka padanya, kami semua sayang padanya. Tetapi jika ia marah, malah petaka datang. Langit seolah-olah runtuh. Kadang berteriak, kadang menangis. Dari bapakku sampai adikku yang keci hanya bisa diam seribu bahasa.
Yang aku wariskan dari bapakku adalah ciri-ciri fisik. Aku adalah gambaran bapakku waktu muda. Sudah banyak kali bahkan hampir bosan mendengar komentar dari orang bahwa aku sangat mirip dengan bapakku. Pembawaan juga sama persis tidak banyak bicara dan lebih tenang. Bakat musik yang ada padaku tentu diwariskan dari bapak. Beliau adalah seorang pemaih band tradisional. Group bandnya amat terkenal di kampungku. Jika bertanya pada orang tua mereka pasti mengenal gruop band Dau Dole, dengan kelima personil pujaan mereka. Tentu bapak juga salah satu di anataranya. Tetapi saya tidak pernah mendengar satu kata pun dari bapak saya tentang pengalaman manggungnya di hadapan orang lain. Dia seorang yang tidak suka menceritakan kegemilangannya. Cerita atau kisah tenrangnya saya dengar dari orang-orang lain bukan dari mulutnya sendiri.
Dengan mama saya bedanya seperti langit dan bumi. Satu hal yang saya wariskan dari mama saya adalah kemampuan dan keterampilan dalam menggunting rambut. Di rumah mama saya yang menjadi penggunting semua rambut anggota keluarga kami. Dia sangat terampil dan mempunyai jiwa seni yang alami. Tetapi saya sangat dekat dengannya. Dia sungguh-sungguh seorang ibu, yang tiada tandingnya. Air matanya adalah senjata ajaib yang membuat kami merasa bersalah terhadap kesalahan-kesalahan yang kami lakukan. Aku yakin di luar dari rumahku akau tidak akan menemukan orang yang melebihi ibuku. Kami semua sangat menyayanginya.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন