শনিবার, ১৯ ডিসেম্বর, ২০০৯

Sodis dan Damar (23-29 Noph)

Saya pernah menonton sebuah film layar lebar berjudul I love Monday, yang diperankan oleh Ita dan Ronald, Lupa nama sebenarnya, yang cewek itu bintang video klip d’masiv (cinta ini membunuhku). Film itu bernuansa romantika dengan cerita cinta yang cukup konyol tapi mengasyikan. Yang menarik dari film ini bagi saya adalah kebiasaan orang yang merasa jenuh ketika tiba pada hari Senin. Tetapi ketika seseorang berhadapan dengan orang yang ia cintai pada hari Senin, maka hari itu akan berubah menjadi hari penuh ceria. Segala kepenatan akan kita lupakan segera, yang ada dalam benak kita adalah bertemu dan ingin bertemu terus dengan dia.
Kadang-kadanag saya juga merasa jenuh ketika hari berputar begitu cepat dan tiba kembali pada hari Senin. Belum puas menghabiskan akhir pekan. Kepingin tetap bertahan pada hari Minggu. Hal yang membuat hari Senin menjadi tidak menarik bagi saya, yakni; pertama, saya kadang selalu berpikir, aduh untuk sampai kembali akhir pekan masih butuh lagi waktu enam hari lamanya. Kedua, hari senin biasanya hari yang padat. Ada kuliah pagi sore. Pagi kuliah sudah penuh tambah lagi sore harinya mesti turun kuliah. Kadang capek juga. Begitu pula dengan aturan harian di unit.
Hari Jumat (27/11), teman-teman kelas tiga konvik Ledalero ada kegiatan kerja bakti di Dian desa. Kegiatan ini sebagai bentuk jawaban proposal yang kami buat untuk kebutuhan liburan kami di Lembata nanti. Pihak Dian Desa ternyata meminta kami bekerja di kebun membersihakan Damar sekaligus memanennya. Dan itu kami terima dengan ikhlas hati. “Kalau mau dapat uang yah harus ada usaha dan kerja keras dulu”. Begitu kata Altus Jebada, teman kami yang akhir-akhir ini pusing memutar otak untuk mendapatkan dana. Kami semua berjumlah 50 orang ditambah Sr. Regina.
Tiba di sana kira-kira Jam 8 pagi. Pak petrus, direktur Dian Desa memberikan pengarahan kepada kami tentang sodis dan berbagai alat serta obat pembunuh bakteri. Setelahnya langsung kerja. Kami bekerja di kebun Damar, bersihkan rumput sekaligus panen Damar. Buah dari tumbuhan Damar nanti diolah menjadi bahan bakar alternatif untuk kendaraan menggantikan solar dan bensin. Menurut Pak Petrus di Cina orang sudah mulai budidayakan Damar ketika pertambangan tidak mendapatkan keuntungan dan malah merusakan lingkungan alam. Pada kesempatan itu kami langsung dibagi masing-masing satu botol air sodis. Asyik memang. Kerja gelombang pertama sampai jam 10, kemudian minum pagi. Tidak ada snack tetapi mereka menyediakan kolak. Dan itu sangat terbatas. Hampir saja yang lain tidak kebagian. Pak Petrus yang sudah tahu dengan gaya anak asrama langsung mengambil alih, beliau sendiri yang membagi kolak. Setelahnya, langsung dimulai lagi kerja gelombang kedua, sampai jam 12 istirahat dan siap untuk makan siang. Sambil menanti makan siang karena sate-sate belum dibakar semua, kami kembali mendengar sharing dan cerita dari pak Petrus. Lumayan banyak hal yang bisa kami peroleh pada hari ini secara khusus tentang air bersih.
Hari ni bertepan dengan hari raya Idhul Adha bagi sama saudara yang beragama muslim. Kebetulan sekali ada anak buahnya pak Petrus yang beragama muslim, kira-kira lima atau enam orang. Mereka inilah yang menyiapkan kami makanan dan minuman. Benaran kawan, makanannya berlimpah, satu kambing jadi korban. Ada sate kambing, gulai kambing, ikan bakar, dll. Pokoknya kenyang. Setelah itu masih ada sari buah dan snack, serta minuman sprite dan fanta. Setelah makan ada yang ke pantai untuk mandi, ada yang jalan-jalan di sekitarnya karena pemandangan di sini sangat indah sambil foto-foto, dan ada pula yang cerita-cerita dengan bapak Petrus dan bapak Anton. Oh yah, bapak Anton ini dari solor dan sudah bekerja lama di Dian Desa. Dia punya karisma tersendiri untuk menyembuhkan orang yang sakit gigi. Caranya ditempel dengan salah satu jenis daun yang saya lupa namanya. Lalu dengan berdoa sedikit maka keluarlah semua ulat yang ada dalam gigi. Heran sekali, daun tersebut tidak ditekan langsung di gigi tapi dari luar pipi. Tapi logika yang bisa diterima adalah mungkin saja ulatnya keluar lewat pori-pori tubuh. Yang jadi kelinci percoaan adalah teman Yon dan Bojes. Ulat yang keluar dari gigi mereka masing-masing 14 dan 15. Gelih memang…!!! Dua hal yang saya kira menarik dan merupakan hal baru bagi saya adalah Sodis dan Damar (pohon Jarak).
Kira-kira ja setengah empat kami pulang dari ke Ledalero. Samapi di unit langsung mandi, dan segera bersiap-siap untuk knferensi bersama Pater Aleks yang sudah datang sejak tadi. Konferensi baru dimulai pukul 18.00. Pater Nar di rumah sakit sehingga tidak bisa hadir. Begitu pul Pater Paskal Lina tidak bisa hadir karena ada kesibukan lain. Tema umum konfaensi kali ini yakni, formasi dan disiplin dari. Pater hanya memberi penegasan kembali soal kedisiplinnan dalam rumah formasi, dengan berpegang pada konstitusi dan aturan harian rumah. Meskipun tema ini kelihatan klasik, tapi kami mendapat banyak masukan tentang kedisiplinan yang selama ini kadang kami tidak sadari. Terima kasih banyak Pater!!!

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন