রবিবার, ১ নভেম্বর, ২০০৯

Kisah hidupku (19-25 Okto)

Aku yang bertanggung jawab sepenuhnya
untuk menentuka hidupku.
Aku tidak perlu takut terhadap kebenaran diriku sendiri,
kekuatan-kekeatan,
fantasi-fantasi,
harapan-harapan,
gagasan dan sesksualitas,
impian-impian,
atau bahkan sisi gelap dari dirku.
Aku percaya bahwa kegelapan dan pergolakan
selalu mendahului suatu ekspansi kesadaran.
Aku menggunakan dan mendamaikan diriku
dengan keterbatasan-keterbatasan
yang diberikan orang lain kepadaku
dan apa yang kuberikan kepada mereka,
sampai aku melihat,
perilaku orang-orang lain dengan penuh kasih,
yang belum aku pahami sebelumnya.
Aku membuang jauh-jauh sikap benci,
Menolak dan menyalahkan orang lain
dan sikap kekanak-kanakan
untuk menghukum mereka yang menyakiti atau menolak diriku.
Aku menghargai integritas diriku sendiri
dan tidak menggunakanya sebagai suatu ukuran
untuk menilai atau menghukum perilaku orang lain.
Normal bagiku,
bahwa aku tidak akan selalu meresa puasa.
Aku akan selalu menghadapi tantangan-tantangan
yang ditegakan kepadaku.
Penerimaan diriku bukanlah sesuatu yang mati,
sebab penerimaan diri pada dirinya sendiri
menunjukkan adanya diri yang berubah.
Aku bahagia karena aku melakukan apa yang aku cintai
dan mencintai apa yang akua lakukan.
Aku mencintai tanpa syarat
dan memperlakukan hal yang sama kepada oranglain
seperti yang sama aku berikan untuk diriku sendiri.
Jika orang lain mengetahui diriku yang sesungguhnya,
mereka akan mencintai diriku,
karena aku pribadi manusia yang sama seperti mereka.

কোন মন্তব্য নেই:

একটি মন্তব্য পোস্ট করুন